KETIKA CINTA BERTASBIH

  • 1

Monday, April 29, 2013

Sejarah Pesantren Babakan

Susunan
Catatan Kompilasi
Catatan Refleksi
Diaolog dilaksanakan di desa babakan melalui obrolan-obrolan biasaatau santai dan melihat dari internet
1.      Sejarah Nama Babakan
          Memang tak ada data yang akurat tentang asal-usul sebuah tempat. dan semuanya berdasarkan cerita tutur, begitu pula dengan asal usul desa  babakan yang akan di ceritakan dibawah ini.
         Cerita tutur tentang desa babakan ada 3 versi yang berarti ada 3 cerita yang berkembang dan ketiganya yang raional dan irasional. cerita pertama , nama itu murni langsung murni  berhubungan langsung dengan perjalanan ki gede lamah abang dari indramayu yang terkenel dengan kesaktiannya. beliau sedang memenggul pohon jati yang sangat besar dan di tengah jalan beliau dihadang seekor macan putih yang langsung menyerangnya untuk merebut pohon jati dari panggulannya. singkat cerita sehingga trejadilah pertempuran atau adu kesaktian antara ki gede lemah abang dan macan putih yang sebenarnya adalan  jelmaan kuwu cirebon airnya pohon jati tersebut terbabak-babak akibat dari perkelahian tersebut , dan kemudian macan putih tersebut hilang bersama dengan  pohon jati  yang sudah terbabak-babak, itulah kisah ceritanya. 

Wilayah Desa Babakan
Terletak di ujung sebah barat kota cirebon  dan merupakan daerah perbatasan kabupaten cirebon  dengan kabupaten majalengka.
Semula babakan mmerupakan daerah pedukuhan yang merupakan centilan  dri desa budur . atas kehendak masyarakat , pada tahun 1773 memisahkan diri dari desa budur menjadi desa yang mandiri  yaitu desa babakan  kuwu yang pertana di desa babakan ialah surmi  dari tahun 1798-1830


Terjadi banyak perubahan dari pihak kuwu /  apaarat  desa yang tidak lagi bersatu pro pesantren .
Contoh:
Satu pihak menandatangani proyek jalan tol tanpa bermusyawarah dengan pemilik tanah, yang tak lain adalah keluarga pesantren dalam menangani tugas aparat desa terlalu otoriter / arogan

Contoh:
Penyembelihan hewan kurban kurang melayani masyarakat.

Desa babakan mempunyai julukan unik yaitu sebagai negara kecil yang maju yaitu dengan letak desa yang terpencil dan mempunyai jumlah yayasan yang lengkap dari mulai tk sampai perguruan tinggi

Nama - Nama Kuwu Desa Babakan
1)      Surmi                        : 1798  -  1830
2)      Retimah                     : 1830  - 1879
3)      Siban  / Badak           : 1879   - 1911
4)      Parta                          : 1911  -  1946
5)      Asmari                       : 1946  -  1949
6)      Murlakim / Taklek     : 1949  -  1962
7)      Asmu’i                       : 1962  -  1985
8)      Murita                         : 1985  -  1995
9)      Syatori Yusuf             : 1995  -  2003
10)  Moh Qosim Hanafi     : 2003  - Sekarang



DATA BLOK GONDANG MANIS
Desa Babakan Kec. Ciwaringin Kab. Cirebon

Jumlah penduduk blok gondang manis adalah 799 jiwa dengan rician sebagai berikut:
Ø  Laki-Laki Berjumlah              =  425 Jiwa
Ø  Perempuan Berjumlah            =  374 Jiwa  +
 

Jumlah                                     =  799 Jiwa

Sedang jumlah penduduk babakan seluruhnya ada 4567 jiwa denagn rician sebagai berikut:
Ø  Laki-Laki Berjumlah               =  2276 Jiwa
Ø  Perempuan Berjumlah             =  2291 Jiwa + 
 

Jumlah                                     = 4567 Jiwa

Pekerjaan kepala rumah tangga nya sebagai berikut:
1)      Guru                            :   11
2)      Wiraswasta                  : 102
3)      Pedagang                    :   27
4)      Karyawan Swasta       :     7
5)      Buruh Harian Lepas    :     5
6)      PNS                             :   15
7)      Pensiunan                    :     3
8)      Karyawan Bumn         :     2
9)      Petani  `                       :     2
10)  Belum Bekerja            :     7   +
 

Jumlah                         : 180






2.      SEJARAH SINGKAT PESANTREN
          Di kisahkan pada tahun 1756 kinawawi membangun sebuah mushola panggung yang sangat besar bentuknya menyerupai masjid, jaraknya +_ 300m kearah selatan dari padepokan ki jatira yang kedua.
          Tahun 1810, pada periode cucu ki nawawi bernama ki ismail, para santri mulai berdatangan dan mulai membangun temppatnya masing-masing yang dikenal dengan sebutan pondok gede. ki ismail wafat pada tahun 1916 kemudian pengasuh pondok gede diteruskan oleh keponakanya yang juga menantunya yang bernama kiai muhammad amin in irsyad, yang dikenal juga dengan sebutan kiamin sepuh berasal dari desa mijahan kec. plumbon kab. cirebon pada waktu itu pondok gede mengalami masa keemesan nya.
Mushola yang di bangun ki nawawi pada tahun 1769 resmi dijadikan masjid . pada ahirnya pondok gede dikenal dengan nama pondok pesantren raudlotul tholibin.
           Adapun jumlah pesentren yang ada di desa babakan berjumlah 23 pesantren.




          Adapun jumlah lembaga pendidikan ygada di desa babakan mulai dari tk sampai dengan perguruan tinggi yang brjumlah 18 sekolah dengan perincian sebagai berikut:
No
Nama Sekolah
Nama Yayasan
Jumlah
1.



2.

3.



4.






5.

Tk



SD / MI

MTs / SMP



SMA / SMK





Perguruan Tinggi
Perjuangan , Cendikia, Uswah Hasanah.
SD I, SD II, MI Cedikia
Mts N, MSs, MTs NU, SMPP, SMP N, MTs Cedekia
SMA Cendekia, SMK Pesantren,
MAN, SMK Al-Biruni
STAIMA, STID Al-Biruni
3



3

6



4



2
Pelajar didesa babakan berjumlah 10350 pelajar.
Pelajar dri jumlah 10350 pelajar 1-25 pelajar yang bolos sekolah
1-25 pelajar masing-masing memiliki tempat yang nyaman untuk tongkrongan 4 diantaranya tempat warnet, 9 diantaranya tempat ps, 6 diantaranya warung, 3 diantaranya kos-kosan, 3 kepasar.
Dampak globalisasi terhadap prilaku anak pelajar di desa babakan menyebabkan prilaku yang menyimpanh pada tiap-tiap





 ss

Friday, April 26, 2013

Ilmu Pendidikan


A.   TUJUAN INOVASI PENDIDIKAN
Tindakan mengatur kembali jenis dan mengelompokkan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran sehingga dengan tenaga, alat, ruang dan waktu yang sama dapat dijangkau jumlah sasaran siswa yang lebih banyak dan dicapainya kualitas yang lebih tinggi merupakan contoh tindakan inovatif. Karena besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan sekarang, apalagi pada masa mendatang, dan mengingat keterbatasan dana dan kemampuan yang dimiliki, maka tindakan inovasi atau pembaruan sangatlah diperlukan. Meskipun demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya belum tentu inovatif.
Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Hal ini harus didukung adanya rincian yang jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan, dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.








Tahapan tujuan inovasi pendidikan yakni:
1) Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga makin lama pendidikan Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2)      Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT.
3)      Mengusahakan peningkatan mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.
4)      Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.


B. Sasaran Inovasi Pendidikan

Setelah membahas definisi inovasi dan perbedaan antara inovasi dan perubahan, maka berikut ini akan diuraikan tentang sasaran inovasi pendidikan. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.
1.       Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri. Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai sumber belajar, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai pembimbing dan sebagainya.

a)      Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bias menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar – benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apa pun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan, sebaliknya dikatakan guru yang kurang baik manakala ia tidak paham tentang materi yang diajarkannya. Ketidakpahaman tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya :
Teknik penyampaian materi pelajaran yang monoton, ia lebih sering duduk di kursi sambil membaca, suaranya lemah tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, kurangnya ilustrasi. Perilaku guru demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri sisw, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal – hal sebagai berikut :
a)      Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa. Dalam perkembangan teknologi informasi yang sangat cepa, bisa terjadi siswa lebih pintar dibandingkan guru dalam hal penguasaan informasi. Oleh sebab itu untuk memiliki bahan – bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa. Misalnya melacak bahan – bahan dari internet atau dari media cetak.
b)      Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar diatas rata – rata siswa yang lain. Siswa yang demikian perlu diberikan perlakuan khusus misalnya dengan memberikan bahan pengayaan dengan menunjukkan sumber belajar yang berkenaan dengan materi pelajaran.
c)      Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran misalnya dengan menentukan mana materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan, mana materi yang harus diingat kembali karena pernah dibahas. Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.

b)     Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran ada bebrapa hal yang harus dipahami, khususnya hal – hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a.       Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing – masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media sangat diperlukan, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda.
b.      Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru professional. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
c.       Guru dituntut untuk mampu mengoganisasikan bebagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunkan berbagai pilihan media yang di anggap cocok.
d.      Sebagai fasilitator guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam perkembangan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

c)      Guru sebagai pengelola
            Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada macam kegiatan yang harus dilakukan yaitu :
Ø  Mengelola sumber belajar
Ø  Melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri
Sebagai manajer guru memiliki empat fungsi umum yaitu :
Ø  Merencanakan tujuan belajar
Ø  Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
Ø  Memimpin yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa
Ø  Mengawasi segala sesuatu apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.

d)     Guru sebagai pembimbing
Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki di antaranya :
Ø  Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya
Misalnya pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
Ø  Guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan baik, baik merencanakan tujuan dan kompetennsi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan.

2.     Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.

3.     Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua – duanya akan berjalan searah.

4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.

5.    Lingkup Sosial Masyarakat

  1. Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan